• Posted by : Layyinatus Syifa Senin, 09 Mei 2016



    “SANG PENCERAH”

    Sutradara                     : Hanung Bramantyo
    Produser                      : Raam Punjabi
    Penulis                         : hanung Bramantyo
    Pemeran                   : Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, yati Surachman, Slamet Rahardjo, Giring Ganesha, Sujiwo Tejo, Dennis Adhiswara, Ikranegara, Muhammad Ihsan Tarore.

    Review film:
    Muhammad Darwis adalah seorang anak dari Abu Bakar yang dulunya seorang khotib di Masjid besar Kauman Yogyakarta yang biasa di panggil Darwis oleh keluarga dan teman-temannya. Pada saat umur 15 tahun, Darwis banyak melihat budaya sesajen berbaur dengan agama Islam yang menurutnya menyesatkan. Kemudian Darwis memutuskan untuk pergi ke Mekkah untuk memperdalam ilmu Agama Islam. Sebelum berangkat ke Mekkah, pakdhe nya berpesan bahwa ia harus belajar di Mekkah dan kembali ke Indonesia untuk membawa perubahan di Kauman.
    Ketika belajar di Mekkah, sang guru mengubah nama Darwis menjadi Ahmad Dahlan. Sepulangnya dari Mekkah Ahmad Dahlan (Darwis) menyunting seorang perempuan yang bernama Siti Walidah. Darwis belajar di Mekkah selama 5 tahun, dan setelah pulang ke Kauman, ia mencoba melihat apakah arah kiblat yang selama ini diyakini untuk sholat benar-benar menghadap Mekkah atau tidak. Darwis mengukurnya dengan kompas dan menghitung jarak di peta di hadapan para kyai-kyai dan masyarakat. Dengan keyakinan bahwa perkiraan arah kiblat yang sebelumnya mengarah ke Afrika menjadi arah Ka’bah di Mekkah, Darwis mengubah 23 derajat dari arah sebelumnya.
    Dari sejak itu, Ahmad Dahlan mengawali pergerakannya mengubah arah kiblat di masjid besar Kauman. Akan tetapi, perubahan itu di tentang oleh kyai penghulu Cholil Kamalidiningrat dan membuatnya marah. Sehingga beliau memerintahkan masyarakat untuk membongkar surau/langgar yang di bangun oleh Ahmad Dahlan, karena sudah di anggap merusak tradisi yang berlaku di Yogyakarta dan di anggap mengajarkan agama aliran sesat.
    Karena merasa skit hati, akhirnya Ahmad Dahlan dan sang istri memutuskan untuk pergi dari desa Kauman. Tetapi keputusannya itu tidak disetujui oleh kakaknya. Ia mengatakan bahwa keluarga dan masyarakat masih membutuhkan pemikiran-pemikiran pembaharuan Ahmad Dahlan. Kakaknya juga berjanji akan membangunkan Surau/lanngar untuk Ahmad Dahlan sebagai tempat untuk mengaji atau beribadah.
    Dengan dana dari kakak dan istrinya akhirnya Ahmad Dahlan dapat mendirikan Masjid dan dapat membuka sekolah yang menyadarkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang Tauhid, namun mampu memperbaiki kesejahteraan melalui pendidikan. Ahmad Dahlan berhasil menyampaikan pesan penting dari inti surat Al-Ma’un yang menjadi gerakannya dalam mengelola sebuah masyarakat yang mengalami kemiskinan, kesengsaraan untuk memperoleh kesejahteraan sekaligus kesehatan.
    Ahmad Dahlan ingin mengajarkan ilmu yang di milikinya, ia ingin mengajarkan ilmu agama di sekolah Belanda. Namun kepala sekolah Belanda itu menolaknya. Dan pada akhirnya Ahmad Dahlan meminta satu kesempatan untuk dapat mengajar, jika anak-anak tidak tertarik maka dia akan pergi dari sekolah itu.  Pada saat percobaan awal ketika Ahmad Dahlan masuk dan mengucapkan salam di kelas tidak ada satupun anak yang menjawab, bahkan mereka malah menertawakan Ahmad Dahlan. Ahmad Dahlan tidak marah dengan perilaku anak-anak yang mengejeknya, menertawakannya, namun Ahmad Dahlan tetap berusaha agar anak-anak dapat tertarik. Dan akhirnya beliau berhasil membuat anak-anak Belanda itu tertarik dengannya dan pelajaran yang di ajarkan. Namun itu tidak di setujui oleh keluarga murid-muridnya, Ahmad Dahlan dikatakan kafir karena telah bekerja dengan Belanda. Beliau juga dituduh sebagai kyai kejawen karena telah bergabung dengan lingkungan cendekiawan Jawa Budi Utomo. Tetapi tuduhan itu tidak membuat pemuda Kauman surut semangat dalam menegakkan agama Islam yang telah melenceng dari ajaran sebelumnya.
    Di dampingi istri tercinta dan lima murid setianya, yaitu : Sudja, Fahrudin, Hisyam, Syarkawi, dan Abdul Gani, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam untuk berfikir maju dan mengikuti perkembangan zaman. Dan hal itu di tentang oleh para kyai penghulu. Organisasi Muhammadiyah dianggap sebagai ajaran sesat. Munculnya organisasi ini juga menimbulkan pertentangan antara orang yang berpihak kepada Ahmad Dahlan dan orang yang menolak Ahmad Dahlan. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya kyai penghulu menyadari kesalahannya dan ia menyetujui pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan.

    Unsur-unsur yang terkandung dalam film Sang Pencerah
    1.      Bidang Agama
    a.       Mengubah arah kiblat yang dulunya sebelah barat menjadi serong 23 derajat dari posisi awal.
    b.      Menegakkan Al-Qur’an dan As-Sunnah
    c.       Menghilangkan tradisi kejawen yang menyesatkan
    2.      Bidang Sosial
    a.       Mendirikan Organisasi Muhammadiyah yang berpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
    b.      Mengajarkan untuk menyantuni fakir miskin
    3.      Bidang Pendidikan
    a.       Mendirikan Surau dan sekolah untuk mengaji dan beribadah kepada Allah


    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - LAYYINATUSSYIFA

    LAYYINATUSSYIFA - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan