• Posted by : Layyinatus Syifa Rabu, 15 Juni 2016

    Review Buku
    PSIKOLOGI PENDIDIKAN
    Pengarang : John W Santrock

    A.   PSIKOLOGI PENDIDIKAN
    Psikologi pendidikan adalah satu alat untuk pengajaran yang efektif, termasuk keterampilan guru yang efektif, serta psikolog pendidikan dan guru melakukan dan mengevaluasi penelitian pada bab selanjutnya, pembahasan beralih pada perkembangan kognitif dan bahasa, perkembangan sosioemosional yang merupakan fokus utama perkembangan pada masa anak-anak awal, tengah, dan akhir. Buku ini juga mengeksplorasi mengenai variasi individu yang mencangkup kepribadian dan temperamen yang mempengaruhi strategi efektif pengajaran.
    Selain itu dalam psikologi pendidikan ini menjelaskan bahwa mengajar itu adalah suatu seni dan juga ilmu pengetahuan dan orang yang  mengajar itupun harus mampu melakukan proses pengajaran yang efektif. Dan untuk mencapai pengajaran yang evektif diperlukan adanya suatu keterampilan daan pengetahuan profesional, juga adanya dan terbangunya komitmen yang kaut yang dimiliki oleh seorang pendidika atau seorang pengajar. Dan tidak kalah pentingnya yaitu adanya motivasi baik itu dari pendidiknya maupun dari anak didiknya supaya tercipta suatu energi yang positif.
    Pada bab selanjutnya yaitu tentang perkembangan kognitif dan bahasa, dalam proses terjadinya perkembangan baik orang tua maupun pendidik harus mampu mengeksplorasi tentang apa itu yang disebut dengan perkembangan, menjelaskan proses perkembangan, perode serta hubungan antara perkebangan dan pendidikan. Perkembangan kognitif yaitu perkembangan yang terjadi terhadap otak atau daya pikir anak. Dan dalam buku ini  terdapat dua teori tentang perkembabgan kognitif, yaitu teori piaget dan teori Vygotsky. Sedangkan perkembangan bahasa mencangkup identifikasi ciri-ciri utama bahasa, pengaruh biologis dan lingkungan terhadap bahasa serta perkembangan bahasa anak-anak.

    B.   VARIASI INDIVIDU
    1.    Inteligensi
    Tes Inteligensi Individual. Inteligensi terdiri atas  keterampilan untuk menyelasaikan  masalah serta keterampilan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman-pengalaman sehari-hari.  Minat dalam inteligensi sering berfokus pada perbedaan individual dan penilain. Binet dan simon mengembangkan tes inteligensi yang pertama.binet mengembangkan konsep usia mental dan stern menciptakan konsep IQ sebagai MA/CA x 100. Distribusi skor stanford-binet memperkirakan kursa normal. Skala wechsler juga digunakan secara luas untuk menilai inteligensi. Mereka menghasilkan IQ secara keseluruhan. Begitu pula dengan IQ kinerja dan verbal.
    Tes Individu Versus Tes Kelompok. Tes kelompok sesuai dan ekomonis, tes ini memiliki beberapa kekurangan ( kekurangan kesempatan untuk membentuk hubungan, gangguan dari siswa lain). tes inreligensi kelompok harus selalu ditambah denga n informasi yang relavan ketiaka dibuat keputusan tentang siswa siswi. Ini juga berlaku untuk tes inteligensi individual.
    Teori Inteligensi Majemuk. Menurut teori inteligensi triachic sternberg, inteligensi memiliki tiga bentuk : analisis, kreatif, dan praktis. Gardner beragumen bahwa ada delapan jenis intelegensi, atau kerangka berfikir : verbal, metametis, ruang, kinestatis, tubuh, musikal, pengertian akan orang lain. pemahaman akan diri sendiri, dan naturalis. Mayer salovey, dan goleman menekankan inteligensi emosinal sebagai aspek penting untuk menjadi orang yang kopenten. Pendekatan ini memiliki banyak hal untuk ditawarkan, yang mesimulasikan para guru untuk berfikir secara lebih luas tentang apa yang membentuk kopetensi seorang siswa. Namun, selama ini mereka dikritik karena memasukkan beberapa keterampilan yang seharusnya tidak diklafikasikan dan inteligensi dan karena kurangnya dasar penelitian untuk mendukung pendekatan ini. Selama itu, para pendukung konsep untuk beriteligensi beragumen bahwa inteligensi adalah alar prediksi prestati kerja dan sekolah yang cukup baik.
    Kontroversi Dan Isu Dalam Inteligensi. Tiga kontrovensi  dan isu yang berkaitan dengan inteligensi adalan 1) pertanyaan natural-natural perihal bagaimana keturunan dan lingkungan beinteraksi untuk menghasilnkan inteligensi. 2) seberapa  banyak mengujian inteligensi bisa diterapkan di seluruh kelompok budaya dan etnis, dan 3) apakan siswa-soswa harus dikelompokkan menurut kemampuan (pembagian). Sangat penting untuk mengakui bahwa tes inteligensi adalah sebuah indikator prestasi saat ini, bukan potesni  tetap.
    2.   Gaya Belajar dan Berfikir
    Gaya Inpulsi/Refleksi. Gaya kemampuan, tetapi lebih merupakan gaya yang lebih disukai untuk mengaplikasikan kemampuan dalam belajar. setiap individu memiliki gaya belajar dan berfikir. Gaya ini juga dirujuk sebagai gaya konseptual. Dikotomi ini melibatkan kecndrungan seseorang siswa untuk bertindak dengan cepat dalm implusi atau untuk mengunakan lebih bayak waktu untuk merespon dan memikirkan akurasi sebuah kesalahan dibandingkan dengan siswa-siswa refleksi.
    Gaya Yang Mendalam /Permukaan. Gaya ini melibatkan sejauh mana siswa-siswa mendekati pembelajaran dalam cara yang membantu mereka memahami arti materi (gaya yang mendalam) atau hanya apa yang harus dipelajari (gaya permukaan). 
         3. Kepribadian dan Temperamen
    Kepribadian. Kepribadian merujuk pada pemikiran, emosi dan prilaku  tersediri yang mengabarkan secara individu beradaptasi dengan dunia. Para psikologi telah mengidentifikasi lima besar fakto kepribadian : stabilitas emosioanl, akstavensi, keterbukaan terhadap pengalaman, kebaikan, dan sikap berhati-hati. Lima besar faktor memberi para guru sebuah kerangka kerja untuk meikirkan kepribadian seseoarng siswa. Konsep interaksi individu situasi menyatakan bahwa cara terbaik untu mengambarkan kepribadian individu bukanlah dari sifat-sifatnya saja, tetapi dari sifat dan situasi yang terlibat.
    Temperamen. Temperamen merujuk pada gaya perilaku dan cara khas seseorang dalam memberikan respons. Chess dan thomas yakni bahwa ada tiga gaya atau kelompok temperemen dasar, yaitu mudah (dalam situasi hati yang positif), susah (beraksi secara negatif dan mudah menangis), dan sulit menempatkan seseorang anak dalam posisi mudah mendapatkan masalah. Kategorisasi temperemen yang lain telah dikemukakan oleh kagan (rintangan untuk yang tidak dikenal) serta rothbart dan bates (akstraversi/surgency, afektifitas negatif, dan kontrol yang penuh usaha (pengaturan diri). Dalam pendidikan yang melibatkan temperamen siswa, para guru bida memperhatiakn dan menghormati individualitas : pertimbangkanlah stuktur lingkangan siswa, sadarilah masalah yang terlubat ketika menjuliki sesorang siswa  “sulit” dan mengunakan stategi kelas yang efektif untuk anak-anak yang sulit, malu, lambat, dan anak-anak yang kesulitan mengatur emosi mereka
    C.     KEBERAGAMAN SOSIAL BUDAYA
    a.       Budaya dan Etnisitas
    Budaya. Budaya merujuk pada pola prilaku, keyakinan dan semua hal yang dihasilkan dari kelompok sosial dari interaksi antara kelompok orang-orang da lingkungan mereka selama bertahun-tahun. Budaya diklafikasikan sebagai sesuatu yang indivai ynidual (mempunyai seperangkat nilai yang memprioritaskan tujuan-tujuan pribadi dari pada tujuan-tujuan kelompok). Sebagian besar budaya barat individual, sebaian budaya timur bersifat kolektif. Remaja AS menghabiskan sedikit waktu di seklah dan mengejakan PR, lebih banyak waktu dalam pekerjaan yang memiliki bayaran, dan mempunyai banyak waktu bebas dari pada teman teman sebaya mereka di Eropa dan Asia Timur. Terbukti ada kekhawatiran mengenai apa yang dilakukan oleh remaja AS dengn semua waktu bebes yang dimiliki oleh bagaian besar remaja AS.
    Status Sosioekonomi adalah kategori orang-orang menurut karakteristis ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan. Sebagian besar pekenan  diberikan  padda perbedaan antara individu-individu dengan status ekonomi rendah dan menengah. Individu-individu dengan ses yang rendah biasanya memiliki pendidikan yang lebih rendah, kekuatannya lebih sedikit untuk mempengaruhi sekolah dan instuisi masyarakat lainnya, serta sumber ekonomi yang lebih sedikit dari pada individu-individu yang di SES yang lebih tinggi. Anak-anak dalam kemiskinan menghadapi masalah di rumah dan di sekolah yang menghadiskan halangan untk pembelajaran mereka. Sekolah-sekolah di lingkungan dengan penghaasilan rendah resing mempunyai sedikit acuhan belajar dan guru-gurunya kurang berpengalaman. Mereka sebaian besar menganjurkan pembelajaran dengan cara menghafalkan tanpa banyak berfikir keterampilan berpikir.
    Etnisitas. populasi sekolah semakin terdiri atas anak-anak kulit berwarna. Pemisahan seklah masih merupakan suatu faktor dalam pendidikan anak-anak kulit berwarna. Bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang berkulit putih bulan latin dan Asia Amerika,  siswa-siswa kemungkinan besar tidak berpastisipasi dalam kursus persiapan perguruan tinggi. Pengalaman historis, ekonomi dan sosial menghasilkan perbedaab yang masuk akal diantara kelompok-kelompok etnis, dan penting untuk mengakui perbedaan ini. Namun, terlalu sering perbedaan-perbedaan ini dianggap sebagai kekurangan dari pihal kelompok minoritas bila dibandingkan dengan kelompok kulit putih bukan latin. Penting untuk mengakui keragaman yang luas ada di dalam setiap kelompok sebaya.
    Bilingualisme. Para peneliti menemukan bahwa Bilingualisme tidak mengganggu kemmapuan dalam bahasa manpun. Keberhasilan dalam mempelajari bahasa keddua. Lebih besar dalam masa kanak-kanak dari pada dalam masa remaja. Pendidikan biligual bertujuan mengajarkan mata pelajaran kademik untuk anak-anak imigran dalam bahsa ibu mereka sementara secara bertahapp menambahkan pelajaran bahasa inggis. Pendidikan biligual kompleks dan kontroversial.
    b.      Pendidikan multikultural
    Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai keragaman dan mencakup perspektif dari berbagai komplek budaya. Pemeberdayaan yang terdiri dari memberian orang-orang keterampilan intelekstuan dan keterampilan penanganan masalah untuk berhasil dan ,emjjadikan dunia ini mnejadi adil, merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural pada saat ini. Pemberdayaan memberi siswa-siswa kesempatan mempelajari pengalaman, perjuangan dan visi dari berbagai kelompok etnis dan budaya yang berlainan. Harapannya, pembedayaan akan meningkatkan jarga diri siswa-siswa minoritas, mengurangi prasangka, danmemberikan kesempatan pendidikan yang lebih adil.
    Pembelajaran Yang Relavan Secara Budaya merupakan aspek penting dari pendidikan multikultural. Pelajaran ini berusaha untuk membangun hubungan dengan latarbelakang budaya belajar.
    Pendidikan Yang Berpusat Pada Isu juga merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural. Dalam pendekatan ini, siswa-siswa diajari untuk secara sistematis mangamati isu-isu yang melibatkan kesetaraan dan keadilan sosial.
    Memperbaiki Hubungan Anak-Anak Dari Kelompok Etnis Yang Berbeda. Di antara ide-ide yang strategis atau berkaitan untuk memperbaiki hubungan antara anak-anak darikelompok etnis yang berbeda adalah : kelas mozaik (mengharuskan siswa-siswa dari latar belakang budaya yang berbeda bekerja sama dengan mengerjakan bagian yang berbeda dari sebagian tugas  untuk mencapai tujuan yang lain), kontakpribadi yang positif, pengambilan perspektif, pemikiran yang kritis dan inteligensi emosional, prasangkan yang berkurang, toleransi yang meningkat, serta pengembangan sekolah dan masyarakat sebagai satu tim.
    Isu Apakah Inti Dari Nilai “Kulit Putih” Harus Diajarkan. Para pendukung megajarkan inti dari nilai Anglo-Protestan kulit putih terdapat nilai-nilai seperti rasa saling menghormati, hak-hak individual, dan toleransi akan berbedaan-perbedaan harus diajarkan ke semua anak-anak. Para pengkritik berpendapat bahwa ini bikan semata-mata nilai Anglo-Prostestan kulit putih, tetapi merupakan tradisi Barat.  Hirsch  berpendapat bahwa siswa-siswa harus diajari inti ilmu pengetahuan budaya untuk memastikan bahwa mereka menjadi “terpelajar secara budaya”. Para mengkritik keberagaman terdapat siswa-siswa yang berkulit putih bisa mendapatkan manfaat dari pembelajaran tentang “nilai inti” yang berasal dari kelompok budaya lain. sebuah isu yang terus berkembang melibatkan siapa yang mendefinisikan  “nilai inti” dalam satu masyarakat hetorogen.
    c.       Gender
    Pandangan Tentang Perkembangan Gebder. Gender merujuk pada konsep laki-laki atau perempuan. Peran gender adalah harapan-harapan yang menetukan bagian laki-laki danperempuan seharusnya berpikir, merasa dan bertidak. Dalam pandangan biologis tentang perkembangangender, pasangan kromosan yang ke-23 (kromosan jenis kelamin). Menentukan apakan janin itu perempuan atau laki-laki. Permasalahanya adalah ketetepana tau ketidaktetapan dari pengaruh biologis. Otak perempuan dan laki-laki mempunyai lebih banyak kemiripan  daripada perbedaan. Ketika perilaku gender siswa-siswa memperbincangkan biologis bukanlah takdir. Dua pandangan sosial tentang gender adalah psikoanalitik dan teori kognitif sosial. Kawan sebaya memainkan yang sangat kuat dalam mengahargai prilaku yang sesuai dengan gender. Pendangan kognitif gender yang saat ini paling diterima dimana-mana adalah teori skema gender.
    Pemberiaan Stereotip Gender, Persamaan Dan Perbedaan Gender. Stereotip gender adalah katogri yang luas yang mencerminakan kesan dan keyakinan tentang prilaku yang pantas untuk perempuan dan laki-laki. Para psokogi telah mempelajari persamaan dan perbedaan gender dalam prestasi fisik, keterampilan matematika dan ilmu pengetahuan, keterampilan verbal, prestasi sekolah, keterampilan hubungan dan agresi/peraturan diri. Dalam berapa kasus, perbedaan gender sangatlah substansial dalam kasus ini, perbedaan gender sangatkan kecil atau bahkan tidak ada. Sekarang ini, kontrovensi masih bergulit tentang seberapa lazim atau aneh perbedaan-perbedaan seperti ini.
    Klafikasi Peran Gender berfokus pada beberapa maskulin dan kaau androginis seseorang. Di masa lalu, laki-lai yang kopenten seharusnyan maskulin (kuat misalnya), perempuan seharusnya feminim. Namun pada tahun 1970-an hadirlah konsep androgin, pemikiran bahwa individual-individual yang paling kopetensi memiliki karakteristik positif maskulin dan katakteristik positif feminim. Permasalahan khusus melibatkan para remaja yang memainkan peran yang kuat. Program-program yang berusaha mengajarkan androgini kedua siswa-siswa memberikan hasil yang beragam. Beberapa ahli yakni bahwa terlalu banyak perhatian yang diberikan untuk gender  dalam masyarakat kita dan kita malah seharusnya mengajar transenden peran gender.
    Gender Di dalam Konteks. Evaluasi kotegori peran gender serta persamaan dan perbedaan gender dalam bidang-bidang seperti perilaku membantu dan emosi menunjukan bahwa cara terbaik untuk memikirkan gender bukanlah dalam hal sifat-sifat pribadi, melaikan dalam hal interaksi  individu situasi (gender didalam konteks). Meskipun tersedia androgini  dan banyak peran gender untuk dipilih oleh anak-anak Amerika, banyak negara diseluruh Dunia masih didominasi oleh pria.
    Meniadakan Bias Gender. Terdapat bias gender di sekolah-sekolah terdapat laki-laki dan perempuan. Banyak setaf sekolah yang tidak sabar akan bias-bias ini. Satu strategi yangpenting adalah berusaha untuk meniadakan bias gender. Sekolah-sekolah telah melakukan kemajuan yang besar dalam mengurangi seksisme dan pemberian stereotip jenis kelamin dalam buku-buku dan materi-materi kurikulum, tetapi beberapa bias masih ada. Pelecehan sekskual adalah permasalahan istimewa di sekolah-sekolah danlebih menyebar daripada yang diyakini sebelumnya. Baru-baru ini, dilaukan pembedaan antara pelecehan seksual quid pro quo dan pelecehan seksual di lingkungan tidak ramah.
    D.    PEBELAJARAN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
    a.       Siapa saja yang memiliki keterbatasan
    Kesulitan. Anak-anak yang memiliki kesulitan belajar mempunyai IQ di atas tingkat keterbelakangan, meraka memiliki kesulitan yang signifikasi  dalam bidang akadems, dan kesulitan mereka tidak di akibatkan oleh beberapa masalah atau ganguan yang terdiagnosis lainnya, seperti gangguan sensoris atau gangguan meosional yang parah. Pesentase substansial terdapat pada anak  yang memiliki keterbatasan menderita retardasi, gangguan berbicara dan bahasa, ata u gangguan emosional yang serius. Istilah anak yangmeiliki keterbatsan, saat ini lebih banyak digunakan daripada anak cacat dan anak yang memiliki keterbatasan tidak lagi dianggap sebagai anak cacat. Sulit untu mendiagnosis apakan seorang anak meiliki kesulitan belajar. bila digunakan dengan anak perempuan, jumlanh anak yangmeiliki kesulitan belajar mecapai tiga kalinya. Masalah akademik yang paling lazim bai anak-anak yang memiliki kesulitan belajar adalah membaca. Disleksia adalah kerusakan paling parah dalam kempuan untuk membaca dan mengeja. Disgrafia adalah kesulitan belajar  yang melibatkan kesulitan dalam mengungkapkan pemikiran dalam bentuk tulisan. Diskalkulia adalah kesulitan belajar yangmeilibatkan kesulitan dalam penghitungan matematika. Kontroversi meilngkupi kategori “ kesulitan belajar” bebrapa kritikus yakni bahwa kesulitan belajar didiaognosis secara berlebihan, yang lainya tidak setuju. Doagnosis ini sulit, terutama untuk bentuk-bentuk yang ringan. Identifikasi awal anak-anak yang memiliki kesulitan belajar  sering dilakukan oleh guru kelas,  yang kemudian meminta para ahli untuk mengevaluasi anak. Berbagai kesulitan belajar telah dikemukakan. Banyak intervensi yang ditujukan untuk kesulitan belajat berfokus pada kemampuan membaca dan mencakup strategi. Keberhasilan intervensi yang dirancang dengan sangat baik tergantung pada pelatihan danketerampilan guru.
    ADHD adalah keterbatasan dimana anak secara tersu menerus melibatkan masalah dalam satu bidang ini atau lebih, : kurangnya perhatian, hoperaktivitas, dan impulsivitas. Meskipun tanda-tanda ADHD mungkin ada pada akanak-kanak awal, diagnosis ADHD seringnya tidak sampai tahun-tahun sekolah dasar. Banyak ahli merekomendasikan kombinasi intervesi akademis, perilaku, dan medis guna membantu anak-anak yang menderita ADHD untuk belajar dan beradaptasi.
    Redartasi Mental merupakan kodisi yang mulai sebelum usia 18 tahun yang melibatkan inteligensi yang rendah (biasanya di bawah 7 tes inteligensi yang dilakukan sendiri) dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari. Retardasi mental  diklafikasikan dalam empat kategori yang sebagian besar didasarkan pada skor IQ : ringan, sedang, berat, dan mendalam. Baru-baru ini, dianjurkan sebuah sistem klasifikasi yang didasarkan pada tingkat dukungan yang dibutuhkan. Penyebab retardasi mental meliputi faktor genetik, kerusakan otak, dan bahaya lingkungan.
    Gangguan Fisik. Di antara ganguan fisik yangmungkin dihadapi oleh siswa adalah gangguan ortopedi (seperti cerebral palsy) dan serangan mendadak (seperti epilepsi).
    Ganguan Sesoris meliputi gangguan penglihatan dan pendengaran. Gangguan penglihatan meliputi penglihatan yang buruk dan buta secara pendidikkan.  Sebuah tugas penting adalah untuk menetukan metode di mana siswa yang mengalami gangguan penglihatan dapat belajar dengan baik. Beberapa peralatan teknologi dapat membantu siswa ini belajar. strategi pendidikan untuk siswa yang memiliki ganggaun penglihatan digolongkan  menjadi dua kategori : oral dan manual. Semakin lama, kedua pendekatan ini digunakan untuk siswa yang sama dalam pendekatan komunikasi total.
    Gangguan Berbicara Dan Berbahasa, meliputi beberapa masalah berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara,kefasihan)  dan masalah bahasa  (kesulitan dalam menerima danmengungkapan bahasa). Gangguan  Artikulasi  adalah masalah dan melafadkan kata-kata dengan benar. Gangguan suara tercemin dalam cara berbicara yang terlalu parau, keras, tinggi, dan rendah. Anak yang langit-langit mulut pecah, mengalami ganguan suara. Gangguan kefasikan sering melibatkan apa yang bisa kita sebut dengan “berbicara gagap”. Ganguan bahasa melibatkan kerusakan yang signifikasi dlam bahasa reseptif dan ekspresif anak-anak. Bahasa reseptif melibatkan penerimaan dan pemahamann bahasa. Bahasa ekspresif melibatkan oengunaan bahasa untuk mengungkapkan pemikiran seseorang dan berkomunikasi dengan orang lain. kelemahan bahasa tertentu SLI adalah kenis gangguan berbicara  dan bahasa yang lain yang mungkin dimiliki anak-anak.
    Gangguan Emosional Dan Perilaku terdiri atas masalah yang serius dan persisten yang melibatkan hubungan, agresi, depresi, rasa takut yang berhubungan dengan persoalan pribasi dan sekolah, serta karakteristik sosioemosional yang tidak sesui lainya.  Istilah gangguan emosional (ID) terkini digunakan untukmendeskriptifkan ketegori gangguan ini, meskipun bukanya tanpa kritik. Dalam contoh prilaku yang agresif dan di luar kendali yang parah, siswa-siswa dipindahkan dari kelas. Masalah ini lebih merupakan karakteristik anak laki-laki daripada anak perempuan. Masalah yangmelibakan depresi, kegilasahan dan rasa takut, yang melibatkan pemendaman masalah kemungkinan besar lebih sering muncul pada perempuan darpada laki-laki.
    b.      Isu pendidikan yang menyebabkan anak yang memiliki keterbatasan
    Penempatan, jasa, dan orang tua sebagai mitra pendidikan. Tingkat penempatan mencakup kelas leguler dengan dukungan pelajaran tambahan yang diberikan di kelas reguler: sebagian waktu telah dihabiskan dalam ruang keterampilan khusus, penembatan penuh waktu dalam kelas pendidikan khusus, pelajaran dalam perjalanan kerumah, dan pelejaran dirumah sakit, atau intuisi lain. jasa meliputi jasa yang diberikan yang diberikan oleh guru kelas di dalam kelas reguler, yang diberikan oleh guru keterampilan khusus diberikan oleh guru pendidikan khusus, dan jasa lain yang diberikan oleh guru pembantu guru, psikologi, konsultasi, kolaborasi, dan tim interaksi. Beberapa strategi komunikasi yang bagus termasuk memberian orang tua mengetahui bahwa anda memahami dan menghargai individual anak mereka, menempatkan diri anda  dalam posisi orang tua, memberi mereka informasi tentang keterbatasan anak mereka, berbicara denga , bukan kepada orang tua, menghindari stereotip, berusaha untuk membangun dan memlihara kontak dengan orang tua, serta berbicara dengan orang tua tenteng bagaimanamedia terkadang dengan salahmenggambarkan anak-anak yang memiliki keterbatan.
    Teknologi intruksional meliputi berbagai jenis peranti keras dan peranti lunak, dikombinasikan dengan metode pengajaran yang inovatif, untukmengkomodasikan kebutuhan anak-anak di dalam kelas. Teknologi membantu terdiri atas berbagai jasa dan peralatan untukmembantu anak-anak yang memiliki keterbatasan berfungsi dalam lingkungan mereka.
    c.       Anak berbakat
    Karakteristik. Anak-anak yang berbakat memiliki inteligensi di atas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih tinggi) dan bakat yang ungterlalu banyak gul dalam beberapa bidang, seperti seni, musik atau matematika. Beberapa pengkritik berpendapat bahwa progaram-prgram untuk anak berbakat mencakup terlalu banyak anak yang hanya agak serdas, biasanya anak yang kooperatif, dan biasanya, anak berkulit putih non, latin. Winner mendeskriptifkan anak yang berbakat sebagai anak yang memiliki tiga karakteristik utama, perkembangan yang cepat, mengikuti kemajuan yang berbeda, dan hasrat untuk menguasai.
    Riwayat Anak Berbakat. Keadaan berbakat kemungkinan besar melibatkan kombinasi keturunan dan lingkungan. Latihan yang disengaja sering kali penting dalam prestasi anak bakat. Dalam studi Termen, banyak anak yang berbakat berhasil berprestasi di masa dewasa, tetapi sebagian besar tidak menjadi pencipta besar.
    Mendidik Anak Berbakat. Program pendidikan yang tersedia untuk anak-anak yang berbakat meliputi kelas khusus (program penarikan). Akselerasi, pengayaan, mentor dan mangng, begitu pula dengan program layanan masyarakat atau pkerjaan studi. Perdebatan berfokus pada apakan program akselerasi atau mengayaan sangat mengantungkan anak-anak yang berbakat. Anda semakin banyak anak yang berbakat yang dididik di kelas reguler. Beberapa ahli merekomendasikan bahwa peningkatan setandar dalam kelas reguler akan membantu anak-anak yang berbaakt. Meskipun progaram-program seperti mentoring atau pelajaran temabahan mungkin dibutuhkan untuk anak-anak yang masig kurang mendapatkan tantangan. 

    E.     PEBDEKATAN ILMU PERILAKU DAN KOGNITIF SOSIAL
    a.       Apakan yang dimaksud dengan pembelajaran
    Pembelajaran tidak melibatkan prilaku bawaan sejak lahir. Pembelajaran adalah sebuah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku, pengetahuan dan keterampilan kognitif yang terjadi melalui pengalaman. Pengalaman adalah guru yang paling baik.
    Pemdekatan Terhadap Pembelajaran. Behaviorisme adalah pandangan bahwa prilakukatan harus dijelaskan dengan pengalaman-pengalaman yang dapat diamati secara langusung, tidak dengan proses mental. Pengondisian klasik dan pengondisisan operan amerupakan pandangan ilmu prilaku yang menekankan pelajaran asosiasif. Psikologi lebig bersifat pada akhir abad kedua puluh dan menekan kognitif itu lebih berlanjut sehingga hari ini. Ini termin dalam mepat pendekatan kognitif terhadap  pembelajaran yang kita bahas dalam buku ini. Pendekatan kognitif sosial menekankan interaksi  dari perilaku, lingkungan, dan orang/kognisi dalam menjelaskan pembelajaran. Pendekatan pemprosesan informasi berfokus pada cara anak-anak memproses informasi melalui perhatian, memori, pemikiran, dan proses kognitif lainya. Pendekatan kontruktivis kognitif menekankan konstruksi pengethuan dan pemahaman dari anak. Pendekatan konstriktivix sosial berfokus pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman.
    b.      Pendekatan ilmu prilaku terhadap pembelajaran
    Pengondisian Klasik. Dalam pengondisian kalsik organisasi belajar untuk menghubungkan atau mengisosiasikan stimulus. Sebuah stimulus netral (seperti penglihatan seseorang) menajdi di asosiasikan dengan sebuah stimulus yang mempunyai arti (seperti makanan) dan mendapatkan kapasitas untuk mendatangkan respon yang serupa. Pengkondisian klasik melibatkan faktor-faktor ini : stimulus tidak terkondisi, stimulus terkondisi, respon tidk terkondisi (condision respons-CR). Pengondisian klasik juga melibatkan generalisasi, diskriminsi, dan extincion. Generalisasi adalah kecendrungan dari stimulus baru yang mirip dengan stimulus terkondisi asli untuk menghasilkan respon yang serupa. Diskiminasi timbul ketika aorganisasi merespon stimulus tertentu dan tidak pada stimulus lainnya. Axtincion melibatkan pelemahan dari CR dalam ketiadaan UCS. Systematic desensitizition adalah sebuah metode berdasarkan pengondisian klasik yang mengurangi kegelisahan denganmebuat individu untuk mengasosiasikan relaksi mendalam dengan visualisasi berturut-turut atau situasi yang secara meningkat menghasilkan kegelisahan. Pengondisial klasik lebih baik dalam menjelaskan perilaku yang ridak disengaja dari pada perilaku yang disengaja.
    Pengondisian Operan. Dalam pengondisian operan (juga disebut pengondisian instrumental). Konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam peluang prilaku tersebut akan terjadi. Ahli utama pengondisian operan adalah B.F.Skinner, yang mendirikan pahamnya di atas pandangan koneksionis E.L.Thorndike. hukum akibat Thorndike manyatakan bahwa perilaku diikuti oleh hasil positi yang akan diperkuat, perilaku yang diikut hasil negatif akan diperlemah. Pandangan teori S-R Skinder sangat banyak mengembangkan gagasan Thorndike. Penguatan adalah konsekuensi (apakan positif dan negatif) yang meningkatan peluang terjadinya perilaku yang akan terjadi. Dalam penguatan positif, suatu prilaku  meningkat karena diikuti oleh stimulus yang disukai. Dalam penguatan negatif, suatu perilaku meningkatkan karena respon menghilangkan stimulus yang tidak disukai. Generalisasi, diskriminasi, dan extinction juga terlibat dalam pengondisian operan. Generalisasi adalah mendedaan dia di antara stimulus-stimulus atau kejadian-kejadian lingkungan. Axtincion terjadi ketika respon yang sebelumnya diperkuat tidak lagi diperkuat dan respons menurun.
    c.       Analisis Ilmu Perilaku Terapan Dalam Pendidikan.
    Analisis Ilmu Perilaku Terapan melibatkan penerapan prinsip-prinsik pengondisian operen untuk mengubah prilaku manusia. Meningkat Prilaku Yang Diinginkan. Menememukan penguat yang lebih baik untuk setiap siswa. Prinsip Premack menyatakan bahwa sebuah aktivitas berpeluang rendah. Pernyataan  “jika maka” dapat digunakan untuk menjelaskan kepada siswa apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan penghargan. Analisis perilaku terapan merekomendasikan bawahan sebuah penguat haruslah mempunyai hubungan ketergantungan yaitu diberikan pada waktu yang tepat dan hanya jika siswa menampilkan perilaku tersebut. Skinner mendeskiptifkan sejumlah jadwal penguatan. Sebagian besar penguatan dalam kelas adalah parsial. Skinner mendeskriptifkan empat jadwa penguatan parsial, resiko tetap, rasio variabel, interval tetap, dan interval variabel. Pembuatan perjanjian kontrak melibatkan perbuatan ketergantungan penguatan dalam tulisan. Meskipun penguatan negatif dapat meningkatkan prilaku yang diinginkan dari beberapa siswa, berhati-hatilah pada siswa yang tidak memilikiketerampilan mengaturan diri yang baik.
    Mengurangi Perilaku Yang Tidak Diinginkan. Strategi untuk mengurangi prilaku yang tidak diinginkan meliputi pengunaan penguatan diferensi, penghapusan menguatan, menghilangkan stimulus yg diinginkan, dan menghadirkan stimulus yang tidak disukai. Dalam penguatan diferensi, guru dapat memperkuat perilaku yang lebih pantas atau tidak sesuai dengan apa yang dilakukan siswa. Menghapus penguatan meliputi tindakan menjauhkan penguatan dari perilaku. Banyak perilaku yang tidak pantas perilaha oleh sikap guru, jadi mengentikan perhatian dapat menurunkan perilaku tersebut. Strategi yang paling luas digunkan untuk menghasilkan stimulus yang diinginkan adalah time out. Strategi kedua adalah biaya respon, yang terjadi ketka sebuah penguatan positif, seperti hal sitimewa, diambil dari siswa. Stimulus yang tidak disukai menjadi hukuman hanya paling umum dalam kelas adalah teguran verbal. Hkuman seharusnya hanya digunakan sebagai pilihan terakhir dan dibarengi dengan penguatan terhadap respon nyang diinginkan. Hukum fisik seharusnya tidak digunakan dalam kelas.
    Mengevaluasi Kondisi Operan Dan Analisis Ilmu Perilaku Terapan. Tidak digunakan secara efektif, teknik-teknik ilmu perilaku dapat membantu anada mengatur kelas. Berbagai kritik mengatakan bahwa pendekatan ini terlalu menempatkan terlalu banyak tekakn dan kendali aksternal dan tidak cukup bnayak kendali internal. Mereka yang berpendapat bahwa pengabaian terhadap faktor-faktor kognitif bebarti gagal untuk mrncakup sebagaian besar kekayaan dari kehidupan siswa. Kritik memperingatkan adanya potensi masalah etis ketika mengondisikan operen digunakan dengan tidak semestinya. Dan jumlah kritik mengatakan bahwa guru banuak terlalu berfokus untjuk mengelola kelas dengan teknik-teknik operan dapat memberikan penekanan terlalu banyak pada kelakukan dan kuran gpada pembelajaran akademik.
    d.      Pendekatan Kognitif Sosial Terhadap Pembelajaran
    Teori Kognitif Sosial Bandura. Alberrt Bandura adalah tokoh utama teori kognitif sosial. Diterminisme timbal-baliknya terhadap pembelajaran meliputi tiga tokoh utama : kognitif , perilaku dan lingkungan. Faktor kognitif/orang yang peling ditekankan oleh bandura pada tahun-tahun terakhir adalah afikasi diri (self efficaci). Keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai sebuah situasi dan mendapatkan hasil positif.
    Pembelajaran Observasional adalah pembelajaran meliputi perolehanketrmapilan, strategi, dan keyakinan dengan mengamati orang. dalam eksperimen boneka bobo,bandura mengilustrasikan cara belajar observasional dapat terjadi bahkan dengan meilhat seorang model yang tidak diperkuat atau diperhukum. Eksperinmen tersenut dapat mendemontrasikan perbedaan antara pembelajaran dan pelaksaan. Sejak eksperimen-eksperimen awalnya, bandura telah berfokus pada proses-proses tertentu yang terlibat dalam pelajaran onservasional. Hal ini termasuk perhatian, penyimpanan, proseksi, dan motivasi.
    Pendekatan Prilaku Kognitif Dan Peraturan Diri. Metode intruiksi dri adalah teknik perilaku yang kognitif yang digarahkan untuk mengajar individu untuk memodifikasi perilaku mereka sendiri. Dalam banyak kasus, menrekomendasikan bahwa siswa menganti penrnyatan diri yang negatif dengan yang positif. Penganut behaviorisme kognitif menyakinkan bahwa siswa dapat memperbaki kinerja dengan memantu perilaku mereka. Pembelajaran dengan mengatur diri terdiri atas mebangkitan diri dan pemantu diri atas pikiran, perasaan, dan prilaku untuk mencapai suatu sasaran. Siswa-siswa berperetasi tinggi  sering kali merupakan pembelajaran dengan mengatur diri. Satu model dengan pembelajaran denganmengatur diri melibatkan komponen-komponen ini : evaluasi dan pemantuan diri, penetapan sasaran dan perencanaan strategis, melaksankan rencana, serta memantau hasilnya dan menyempurnakan strategi. Pembelajaran dengan memantu diri memberikan tangung jawab kepada siwa atas pembelajaran mereka. 
    Mengevaluasi Pendekatan Kognitif Sosial. Pendekatan kognitif sosial telah secara signifikasi mengembangkan cakupan pembelajaran, meliputi faktor-faktor kognitif dan soaial, selain perilaku. Konsep pembelajaran observasional adalah konsep yang penting dan sejumlah pembelajaran dalam kelas terjadi dalam cara ini. Penekanan kognitif pada intruksi diri, berbicara dengan diri sendiri, dan pembelajaran denganmengatur diri memberikan peralihan penting daripembelajaran yang dikendalikan oleh oran glian menjadi mebelajaran dengan menejeman diri. Kritik terhadap pembelajaran kognitif  dan sosial bahwa nempatan penekatan terlalu besar pada perilaku dan faktor-faktor eskternal dan tidak cukup detail proses kognitifnya.  Mereka juga dikritik karena bersifat non perkembangan dan tidak memberikan cukup perhatian pada penghargaan diri dankehangatan.
    F.     PENDEKATAN PEMPROSESAN INFORMASI
    a.       Sifat Pendekatan Pemprosesan Informasi
    Informasi, Memori, Dan Pikiran. Pendekatan pemprosesaan informasi menekankan bahwa anak-anak memanipulasi informasi, memonitornya, dan menyiasatinya. Inti dari pendekatan ini adalah proses memeori dan pikiran. Perkembangan komputer memanipulasi minat terhadap psikologi kognitif.
    Sumber Kognitif Kapasitas Dan Kecepatan Memprosesan Informasi. Kapasitas dan percepatan memprosesan, yang seing kali diruujuk sebagai sumber daya kognitif, meningkat selama masa kanak-kanak  dan masa remaja. Perubahan dalam otak berfungsi sebagai pondasi biologis untuk perubahan perkembangan dalam sumber kognitif. Dalam hal kapasitas, penngkatan tersebut mencerminkan dalam anak-anak yang lebih tua yang memapu mengigat beberapa, dimensi dari satu topik secara setimulus. Tugas satu redaksi sering digunkan untuk menilai kecepatan pem prosesan. Percepatan peprosesan terus meningkat  pada masa remaja awal.
    Mekanisme perubahan. Menurtu siagler, tiga mekanisme yang penting adalah mengodean, otomatisitas untuk memproses informasi dengan sedikit usaha atau tanpa usaha sama san pembuatan strategi. Pemprosesan informasi anak-anak dikarakteristikan oleh modifikasi diri, dan sati=u aspek penting darimodefikassi diri ini melibatkan metakognisi yaitu pengetahuai tentang mengetahuai.
    b.      Perhatian
    Apa Yanhg Dimaksud Dengan Perhatian?. Perhatian adalah memfokuskan sunber mnetal. Tiga cara orang bisa mengalokasikan perhatiab meraka adalah perhatian yang terus menerrus (kemampuan untukmempertahankan perhatian pada stimulus pilihan selama priode waktu yang lebih lama juga disebit kewaspadaan), perrhaatian selektif (fokuspada spek pengalaman tertentu yang relavan sementara mengabaikan yang lain yang tidak relavan), dan perhatian yang terbagi (berkonsentrasi lebih dari satu aktivitas pada saat yang sama). 
    Perubahan Perkembangan. Stimulus yangmenonjol cendrung menarik perhatian anak-anak prasekolah. Setelah usia 6-7 tahun, ada peralihan k pengadilan perhatian yang lebih kognitif. Perhatian kognitif meningkat selama masa kanak-kanak danmasa remaja.
    c.       Memori
    Memori adalah penyimpanan informasi yang berulang-ulang danmelibatkan pengodean, penyimpanan dan pengambilan kembali. Pengodean, dalam bahsa sehari-hari penghodean berhubungan dengan perhatian dan pembelajaran. Pengulangan, pemprosesan yang mendalam, elaborasi, pembentukan gambar, dan organisasi merupakan proses-proses yang terlibat dalam mengodean, yangmerupakan mekanisme di mana informasi masuk ke dalam memori. Dalam pemproesan yang mendalam, informasi diproses secara sistematis, dalam hal artinya. Elaborasi melibatkan keluasan pemprosesan informasi, pembentikan gambaran membantu mengelaborasi informasi. Semakin banyak informasi yang disampaikan dalam cara yang teratur, sekaminmudah informasi tersebut diingat. 
    Penyimpanan. cara memori berubah-ubah melibaykan kerangka waktunya : memori sensoris, memori janggka pendek , danmemori jangka panjag. Ada semiakin banyak minat dlam working memory, semacam meuaj kerja mental. Model atkinson shiffrin bahwa memori melibatkan tiga tingkatan : memori sensoris, memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Ingatan jangka panjang meliputi jenis mat5eri yang berbeda-beda. Banuak psikologi kognitif menerima hierarki memori jangka panjang ini : mebagiana membagi subjenis memori dekleratif dan prosedural, dengan memori deklaratif yang dibagi lagi menjadi memori episedik danmeori semantik. Mempri deklaratif (memori yang implisit) adalah pengetahuan keterampilan dan operasi kognitif  tentang cara melakukanm sesuatu adalah sulit untuk berkomunikasi secara verbal. Memori episodik adalah retensi informasi tentang dimana dan kapan terjadi peristiwa kehidupan. Memori semantik adalah pengetahuan umum tentang dunia.
                                  Tiga pendekatan utama untuk sebagian informasi disampaikan adalah teori jaringan (yang berfokus pada bagian informasi diatur dan duhubungkan dengan penekanan pada titik temu dalam jaringanmemori), teori skema ( yang menekan bahwa siswa sering merekontruksi informasi dan menyesuaaikanya dengan skema yang ada), teori jejak yang tidak jelas (yang menekankan bahwa memori sering dimengerti dengan sangat baik dengan mempertimbangkan dua jenis penyampaian memori : 1) jejak memori verbatim dan 2) inti. Dalam teori ini, memori yanglebih baik dari anak-anak yang lebih tua duhubungkan dengan jejak yang tidak jelas yang diciptakan dengan menggali inti informasi). Skrip adalah skema untuk satu peristiwa.
    Pengambilan Kembali Dan Lupa. Pemanggilan kembali dipengaruhi oleh aspek posisi serial (memori lebih baik untuk hal-hal di depan dan diakhir sebuah daftar ketimbang untk hal-hal ditengah, efektivitas petunjuk pemangilan kembali, kekhususan pengodean, dan tugas memori (seperti mengingat kembali versus pengenalan). Lupa disa dijelaskan dalam hal lupa yang bergantungan pada petunjuk (kegagalan untuk menggunakan petunjuk pemanggilan kembali yang efektif), teori interferensi ( karean informasi menghalangi apa yang akan kita ingat), dan kehilangan (kehilangan informasi seiring dengan berjalanya waktu).

    d.      Keahlian
    Keahlian dan Pembelajaran. Lima karakteristik penting daripara ahli mereka : 1) memperhatikan berbagai fitur dan pola yang bermakna dari informasi yang tidak diperhatikan oleh  pera pemuda, 2) mendapatkan banyakmengetahuan meteri yang diatur dalam cara yang mencerminakan pemahaman yang mendalam tentang objek tersebut 3) bisa mendapatkan kembali aspek-aspek penting pengetahuan mereka dengan sedikit usaha 4) adaptasi dalam pendekatan mereka untuk situasi baru 5) menggunakan strategi yang efekstif.
    Perubahan Perkembangan. Menjadi seorang ahli biasanya membutuhkan latihan yang disengaja, motivasi, dan bakat. Keahlian Dan Pengajaran, mnejadi seorang ahli dalam bidang tertantu tidak bebrati bahwa ahli tersebut hebat dalam membanntu orang lain mempelajarinya. Pengetahuan materi pedadogis dibutuhkan untuk secara efektif mengajarkan satu mata pelajaran.
    e.       Metakognis
    Perubahan Perkembangan. Metamemori anak-anak banyak peningkatan selama tahun-tahun sekolah dasar. Pada usia 5 tahun, anak-anak paham bahwa 0rang-orang bisa memiliki keyakinan yang slah, dan di masa kanak-kanak menengah dan kahir mereka paham bahwa orang-orang secara aktif membantu pengetahuan. Para remaja menpunyai kapasitas ayng menungkatuntuk mentau dan mengatur sumber-sumber agar secara efeksif  memnuhi tuntutan tugas pembelajaran, meskipun ada banyak variasi individual dalam metakognisi selama masa remaja.
    Model Pemprosesan Informasi Yang Baik menekankan bahwa kognisi yang kompeten berasal dari bebrapafaktor yang berinteraksi termasuk strategi, pengetahuan materi, motivasi dan metakognisi. Strategi dan peraturan metakognisi, dalam pandangan pressley kunci untuk pendidikan adalah membantu siwa-siswa mepelajari repertoar strategi yang kaya yang membuahkan solusi untuk masalah. Sebagian besar anak mendapatkan manfaat dari pengunaan banyak strategi  dan mengekplorasi  mana yang bekerja dengan baik, kapam dan di mana. Sebagai contoh, guru bisa meragakan strategi untuk siswa-siswa dan mengajukan pertanyaan yang membantu membimbingan pemikiran mereka dalam bidang mmateri tertentu.

    (Santrock John W. Psikologi Pendidikan Edisi Ke 3. Salemba Humanika. Jakarta. 2009)







    { 1 komentar... read them below or add one }

  • Copyright © - LAYYINATUSSYIFA

    LAYYINATUSSYIFA - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan